Gunung Bromo |
Wednesday, May 23, 2007 |
Sejarah Letusan Gunung Bromo
Selama abad ke-20, gunung yang terkenal sebagai tempat wisata itu meletus sebanyak tiga kali, dengan selang waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2001.
Sejarah letusan Bromo: 2004, 2000, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948, 1040, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886, 1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823, 1820, 1815, 1804, 1775, dan 1767.
Gunung Bromo Sebagai Tempat Wisata
Perjalanan untuk menuju ke pusat objek wisata sangat sukar karena jalan yang ditempuh tak boleh dilalui oleh kenderaan biasa, kecuali kita menyewa jip yang disediakan oleh pengelola wisata, jadi wisatawan banyak yang berjalan kaki untuk menuju ke pusat lokasi.
Lautan pasir adalah andalan wisata dari gunung Bromo, di alam pegunungan yang sejuk, kita dapat melihat padang pasir dan rerumputan yang luas. Sedangkan yang paling dilihat dari gunung bromo adalah pemandangan ketika matahari terbit yang sangat jelas sekali dan sangat indah. Walaupun perjalanan ke Bromo sangat berdebu, tapi tidak terasa jauhnya, karena keindahan pemandangannya yang sangat luar biasa.
Bromo Sebagai Tempat Suci
Bagi penduduk Bromo, suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercayai sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini dijalankan di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa. |
posted by Poltapala @ 1:48 AM |
|
"Kemarahan Rinjani 1994" |
|
"Haruskah Burung Indah Ini Punah" |
|
|